SAFAR DAR WATHON

Safar dar Wathon adalah suatu jurus pendidikan dalam Thoriqoh Naqsyabandi (adab pokok yang mesti ada). Secara bahasa Safar dar Wathon adalah berkelana di dalam negeri. Secara istilah safar dar wathon adalah pergi dari sifat sifat basyariah menuju sifat sifat malakiyah, dari sifat sifat tercela kepada sifat sifat terpuji.

Maka bagi salik/murid Thoriqoh Naqsyabandi ia akan pergi kepada Guru/mursyid dan bermukim di sisi mursyid, berkhidmah dan bershuhbah sehingga mendapatkan tamkin (kemapanan). Bagi murid yang masih tingkat dasar, kepergiannya kepada selain Guru/mursyid tidak akan menghasilkan kecuali tafriqah (hilangnya fokus hati) atau bermakna ngglambyar, sehingga dia akan mudah terpengaruh oleh propaganda-propaganda yang merangsang emosinya (godaan-godaan duniawi). Dari sini hilanglah kemapanan hidup si murid, hidupnya ingin berthoriqoh tapi yang didapatkan hanya rasa awam (tidak terbentuk secara khas). Maka sair dan suluk dalam thoriqoh Naqsyabandi itu merupakan manuver gerak safar dar wathon.  Dengan berkhidmah dan shuhbah kepada Guru untuk menjernihkan dan mempoles hatinya. Bila hati telah mencapai kejernihan dan cahaya (jernih dan mengkilap) tabiat-tabiat buruk tidak akan mempengaruhi karakter dirinya hingga dia boleh bergaul kepada siapapun dan pergi kemanapun juga. Walhasil, hati yang jernih dan mengkilap laksana cermin akan bisa menangkap pelajaran-pelajaran yang baik dari segala rupa dan gerakan yang diterimanya. Bahkan dia akan bisa menangkap tajalliati dzatiyah (bisa sambung kepada Allah), sifat-sifat Allah (sifat Allah bisa membekas dalam diri murid), dan suunat-suunat ilahiyah (bisa menangkap firasat-firasat dan petunjuk Allah). Dari sinilah kemapanan hidup tercapai.

Salam.

Santri Ndalem

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*