Acara penyambutan 78 orang jamaah umroh di Pathok Negoro Plosokuning, Desa Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman berlangsung unik, meriah sekaligus khidmat. Kedatangan rombongan jamaah umroh yang berasal dari berbagai daerah di DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur disambut oleh tokoh masyarakat, takmir masjid pathoknegoro, jama’ah Ponpes Qasrul Arifin dan warga Plosokuning pada umumnya. Sebelum rombongan sampai, Masjid Pathoknegoro sudah dipenuhi warga masyarakat Plosokuning yang dihibur oleh kesenian Peksi Muda yang diciptakan oleh Hadrotus Syaikh Nahrowi An-Naqsyabandi, dan juga seni Hadroh Plosokuning.
Walaupun pada saat kedatangan jama’ah yang dipimpin oleh KH.RM. Irfa’i Nahrowi QS tersebut disambut hujan deras, namun ketika rombongan sampai di depan gerbang masjid sisi timur hujan sedikit reda. Dengan ditandu Abah Kyai Irfa’i dan keluarga ndalem (Gus Sani, Gus Abik, Gus Taqi, Ning Minda, Gus Mahda, Gus Rofi, Ubey Furaidi) secara beriringan. Barisan paling depan diawali oleh Pasukan Bregodo dengan pakaian khas Karaton Ngayogyakarta dipimpin oleh R.Komarudin, dan barisan gagar mayang. Di belakangnya terdapat pasukan pesilat Peksi Muda Panji Langit Nahrowi Surur dari Sigedang Wonosobo, Jawa Tengah, menyusul kemudian pasukan tandu yang membawa KH.RM. Irfa’i Nahrowi QS (Abah) yang diikuti jamaah umroh putra-putri, kemudian diikuti jama’ah dan warga yang turut serta mengikuti rombongan dengan diiringi lantunan sholawat badar (thola’al badru) oleh Group Hadroh Plosokuning yang dipimpin oleh M. Asybani.
Memasuki masjid
Syaikhuna, Abah Kyai Irfa’i beserta rombongan disambut oleh para sesepuh Plosokuning termasuk KH.R. Baghowi (imam besar Masjid Pathok Negoro Plosokuning) dan M. Kamaludin Purnomo, S.H. (ketua takmir Masjid Pathok Negoro Plosokuning). Acara salaman, sungkeman dan pelukan hangat mengharukan ini diiringi dengan rintik gerimis hujan yang membuat suasana bertambah sejuk, penuh khidmat dan syahdu.
Setelah semua masuk masuk masjid, rombongan melakukan sholat sunnat dilanjut dengan sarasehan ramah-tamah tasyakuran, diawali Kalam Illahi oleh R. Asyngari, dilanjut dengan atur pangandikan mangayubagya (kata sambutan) oleh KH.R. Baghowi (imam besar Masjid Pathok Negoro Plosokuning), Ketua Takmir Masjid Pathok Negoro Plosokuning dan dilanjut tausyiah oleh HSM. Irfa’i Nahrowi QS. Dalam tausyiahnya, Abah Kyai Irfa’i menjelaskan banyak hal tentang umroh. Beliau menjelaskan bahwa perjalanan umroh adalah pelesiran yang diperintahkan oleh Allah swt. Untuk itu, kepada hadirin dianjurkan untuk mempunyai keinginan yang kuat untuk menjalankannya. Dalam perjalanan umroh, banyak manasik-manasik atau tempat-tempat yang menjadi sejarah perjalanan para kekasih Allah, mulai Nabi Adam AS, ibunda Hawa, Nabi Ibrahim AS, Nabi Ismail AS, sampai perjalanan Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW. Semuanya diterangkan secara runtut sehingga menambah pemahaman jama’ah dan hadirin.
Syaikhuna Abah Irfa’i juga menjelaskan tentang manfaat air zam-zam yang dianjurkan berdo’a terlebih dahulu sebelum meminumnya. Menurut beliau, minum zam-zam dapat menjadi wasilah untuk berdo’a apa saja. “Berdo’alah yang baik-baik saja, jangan yang aneh-aneh. Insya Allah akan terkabul” , ujarnya sambil tersenyum. Dalam kesempatan itu, Abah juga menerangkan tentang pentingnya belajar dan mengamalkan ajaran Islam dengan mengetahui hakikatnya. Semua gerak langkah diniatkan sebagai pengabdian kepada Allah, melangkah pergi ke masjid pun diniatkan sebagai bentuk ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT. Menjadi manusia itu harus pandai memberi yang tentunya sesuai dengan kemampuan. Memberi tidak hanya berupa materi, tenaga pikiran kemampuan membantu orang lain pun termasuk memberi.
Apresiasi
Syaikhuna pun memberi apresiasi kepada takmir masjid yang selalu berupaya memberikan ruang kepada kelompok-kelompok pengajian di Plosokuning untuk turut serta memakmurkan masjid dengan merutinkan acara-acara majelis ta’lim. Abah juga memberikan ijazah kepada hadirin untuk mengamalkan kalimat thoyyibah “laailaaha illallah wahdahulaa syariikalah lahul mulku walahul hamdu yuhyi wayumiit wahuwa ‘ala kulli syaiin qodiir” dibaca 7x setelah maghrib seraya berdo’a agar dapat diperjalankan oleh Allah SWT ziaratal haromain (dapat ibadah umroh ke tanah suci). Hal ini terkait dengan upaya riyadhoh kita selaku hamba-Nya.
Acara tausyiah dan tanya jawab ini diakhiri dengan do’a oleh Syaikhuna dilanjut dengan sungkeman diiringi sholawat dan akhirnya beliau beserta rombongan pun kembali ditandu menuju Pondok Pesantren Qashrul ‘Arifin Plosokuning yang kurang lebih berjarak sekitar 300 meter dari Masjid Pathok Negoro Plosokuning, Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Sleman, Yogyakarta. (MJ.A. Nur Cholis, Plosokuning)
Leave a Reply