Mursyid Tarekat Naqsyabandiyah KH RM Irfa’i Nahrowi an-Naqsyanbandi mewasiatkan agar anggota Gerakan Pemuda Ansor dan Banser berakhlak yang mulia sehingga tampil sebagai idola di tengah masyarakat.
Hal ini, menurut Penasihat Pengurus Pusat Majelis Dzikir Hubbul Wathon (MDHW), sesuai dengan pesan Nabi Muhammad SAW, keadaan umat adalah keadaan pemimpinnya. Jika penduduk sebuah negeri didominasi sifat zalim maka pemimpin yang tampil pemimpin yang zalim pula.
“Maka bentuklah kader-kader Banser ini memiliki prinsip yang kokoh, sam’an wa tha’atan kepada pemimpin sehingga yang memimpin Banser adalah pemimpin yang salih,” ungkapnya kepada pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Barat yang sowan kepadanya di sela Kursus Banser Lanjutan (Susbalan) GP Ansor Ciamis (11-14/02/2021) di Kasepuhan QA Atas Angin Kabupaten Ciamis.
Pengasuh Pondok Pesantren Kasepuhan QA Atas Angin Kabupaten Ciamis menyatakan agar pemahaman kader atas asas Ahlussunah wal Jama’ah tidak sebatas aqidah saja tetapi kita kembalikan kepada sabda Nabi, ma alaihi wa ashabi.
“Ikuti semua yang dari Nabi dan Sahabat-sahabat Nabi dari inilah akan terbentuk akhlak yang mulia yang melekat pada kader Banser sehingga menjadi contoh di tengah masyarakat,” katanya kepada pemuda NU yang dipimpin Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jaba Deni Ahmad Haedari, Sekretaris Johan Jauhar Anwari, dan Kasatkorwil Banser Yudi Nurcahyadi dan jajaran pengurus lainnya.
Kepimpinan nasional saat ini, lanjut Abah Irfa’i, menampilkan putra terbaik Nahdlatul Ulama. Hal ini menunjukkan adanya ruang yang lebar bagi warga Nahdliyin dan kader Banser untuk berkiprah memajukan bangsa dan negara.
Namun, ia mewasiatkan, jangan sampai peluang yang terbuka lebar itu menjadi seperti yang dikhawatirkan oleh Rasulullah SAW justru terjadi pada kita warga Nahdliyin.
“Sebagaimana sabda Nabi, demi Allah, bukanlah kemiskinan yang aku takutkan atas kalian. Akan tetapi yang aku takutkan atas kalian adalah apabila dunia dibentangkan atas kalian seperti yang telah dibentangkan kepada orang-orang sebelum kalian. Lalu kalian berlomba-lomba, (saling hasud, saling jegal, dan saling bersaing) mendapatkannya seperti yang mereka lakukan dan harta itu membinasakan seperti telah membinasakan mereka.”
Dengan demikian, lanjutnya, hendaklah ditanamkan rasa saling menghormati dan menyayangi di antara anggota serta berjiwa longgar sehingga siapa saja dan warna apa saja pada diri anggota bisa berkontribusi optimal kepada organisasi.
“Longgarnya rezeki selonggar dadamu. Luasnya pergaulan seluas dadamu,” pungkasnya.
sumber: https://jabar.nu.or.id/detail/wasiat-mursyid-tarekat-naqsyabandiyah-kepada-pengurus-gp-ansor-jabar
Leave a Reply