: Sohbet dari Guru
Anak kecil hidup dalam dunia emosi/nafsu/hewani. Yang “menguasai” dirinya sepenuhnya adalah nafsunya. Masa mereka adalah masa bermain-main.
Anak dalam masa ini jangan terlalu banyak dilarang-larang atau dibatasi. Biarkan dia bermain dengan apa yang ia suka, termasuk bermain dengan hal yang membahayakan. Orang tua tidak perlu langsung melarang atau merebut mainan yang membahayakannya tetapi cukup mengarahkan atau mengalihkan perhatiaannya ke hal yang lain.
Golden Age
Ada yang berkata bahwa masa anak-anak adalah masa keemasan (golden age) yang mana di masa ini adalah sebaik-baiknya momen dalam mendidik anak. Sebagian Orang tua terpancing untuk menanamkan apa saja yang ideal dan terbaik untuk anaknya.
Bagi Syaikhina tetap masa kanak-kanak adalah masa bermain dan bermanja-manja. Ortu tidak perlu mendidik rasio/akal si anak secara berlebihan. Biarkan si anak bermain-main dan bermanja-manja dengan orang tuanya.
Bila orang tua “memaksa” untuk memintarkan si anak di masa “golden age” ini, ibarat buah, ia buah yang tidak tahan di segala cuaca atau buah yang dipanen di luar masanya.
Yang terpenting, nasihat Syaikhina, anak-anak kita ditanamkan toleransi, bersosialisasi dan peduli kepada siapa saja sejak kecil. Sebab, inilah buah yang tahan di segala musim. Seumpama anak tidak “bernasib” pintar; dengan bekal toleransi yang ditanamkan sejak kecil dia tetap bisa hidup di mana saja dan dengan apa saja. Sebaliknya, anak yang pintar tapi tidak punya bekal toleransi dia akan mudah rapuh jika dihadapkan degan realitas kehidupan yang tidak berpihak kepadanya kelak.
Terpenting bagi anak-anak di usia keemasannya adalah punya sikap keberanian dan bisa bersosialisasi dengan teman-temannya.
Kebanyakan putra-putra yang bernasab mulia oleh orang tuanya seperti diumbar bahkan dibiarkan untuk melakukan apa saja yang dia inginkan. Namun, ketika berada di dunia orang banyak dia bisa membawakan/menempatkan diri di tengah masyarakat.
Bebaskan anak-anak kita bermain untuk kematangan emosinya
(Aldo)
Leave a Reply